Rabu, 29 Juli 2009

Taat hanya kepada Allah

(Disadur dari almuhajirin.net)

Orang-orang terkutuk Kuffar dan musuh-musuh Allah– Syaitan –telah berhasil dalam memotivasi banyak pemyimpangan dan ‘muslim moderat’ berfikir bahwa ketaatan pada hukum buatan manusia adalah termasuk perintah agama dan kewajiban dalam Islam.

Mereka sering salah manafsirkan Al-Qur’an dan perkataan Nabi Muhammad Saw. lalu menggunakannya sebagai dalil untuk pernyataan keliru mereka. Lebih lanjut, mereka juga mengutip fatwa palsu yang sering diisukan oleh Ulama pemerintah yang mendapatkan bayaran untuk menyesatkan pengikutnya.

Risalah pendek ini mengemukakan bukti untuk menolak konsep-konsep yang salah yang telah tersebar luas dan diedarkan oleh ‘muslim moderat’, dengan merujuk pada teks-teks Syara’ (Al-Qur’an dan As-Sunnah) berdasarkan kepada pemahaman Shahabat.

Argumentasi-argumentasi Semu

Allah memerintahkan kita untuk menaati penguasa

Mereka yang telah menyimpang dari jalan yang benar mengikuti sebuah ayat untuk menjustifikasi tindakan kufur akbar dengan menaati Tuhan-tuhan palsu dan tidak berhukum dengan kitab Allah:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS An Nisaa’, 4: 59)

Hal ini sungguh mengejutkan bagaimana sebuah ayat yang tidak ada keraguan dapat disalahpahami. Seseorang yang mengklaim bahwa ayat ini memerintahkan kita untuk menaati Kuffar itu benar-benar lemah akal. Ini karena ayat yang dimulai dengan: “hai orang-orang yang beriman!” selanjutnya ayat ini menyeru kepada orang-orang yang beriman untuk menaati orang-orang yang berkuasa diantara mereka. Dengan konsekuensi, karena dia diantara atau di tengah-tengah mereka maka dia juga harus dari ‘orang-orang yang beriman.’

Lebih lanjut, klaim seperti itu menyatakan bahwa Allah Swt. berlawanan dengan diriNya dan ayat di atas pada kenyataannya berarti, ‘wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan orang-orang yang tidak beriman serta menolak Islam.’ Ini jelas berlawanan dan tidak membawa pengertian sama sekali; selanjutnya, ayat tidak bisa memerintahkan kita untuk menaati orang-orang yang tidak beriman setelah memerintahkan kita untuk menaati Allah dan RasulNya.

Sebagai tambahan, mayoritas Salafi Muffasirin (ulama tafsir masa salaf) telah menjelaskan bahwa ‘ulil amri merujuk pada Ulamaa’.

Dengan demikian, kesimpulan ayat di atas memerintahkan kita untuk menaati penguasa Muslim yang berhukum dengan Al-Qur’aan dan As-Sunnah, bukan pada orang-orang Kafir yang tidak beriman pada Allah, menolak Syari’ah dan mengimplementasikan hukum buatan manusia, kebebasan dan demokrasi.

  • Kita telah masuk dalam sebuah perjanjian dan selanjutnya kita harus menaati hukum sebuah negeri.

Hujjah yang digunakan untuk argumen semu yang kedua ini adalah sebagai berikut:

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqadmu…”

(QS Al Maa’idah, 5: 1)

“…dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”

(QS Al Israa’, 17: 34)


Tidak ada keraguan dalam diri setiap Muslim bahwa memenuhi sumpah, perjanjian dan kontrak adalah sebuah kewajiban yang telah maklum diketahui dalam Islam (amrun ma’lumun minad dien bid darurah). Selanjutnya, pada saat kita berbicara tentang memasuki sebuah perjanjian dengan sebuah negeri tertentu, perjanjian ini berlaku sepanjang dalam masalah yang dibolehkan dalam Islam.

Masalah perjanjian memasuki sebuah Negara diperbolehkan untuk melindungi diri dan atau dengan tujuan untuk menyebarkan risalah Islam. Hal yang sering dijadikan alasan, dia tidak akan melanggar kehidupan dan kesucian dengan orang-orang yang dia berada dibawah perjanjian. Bagian lain dari perjanjian tidaklah mengikat kepadanya, terutama bagian-bagian yang mengakibatkan dia melanggar hukum syara’.

Lebih lanjut, untuk argumen semata, jika bagian perjanjian membutuhkan dia untuk menaati hukum Thaghut, maka ini (perjanjian tersebut) tidak mengikat atasnya. Ketaatan adalah sebuah ibadah dalam Islam; selanjutnya jika ketaatan itu diberikan kepada selain daripada Allah itu akan menjadi Syirikut taa’ah. Allah SWT. berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS Ali Imran, 3: 100)

Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik…”

(QS Al Ahzab, 33: 48)

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.”

(QS Al Furqaan, 25:52)

“…dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.”

(QS Al An’aam, 6: 121)

Dari ayat-ayat di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa ketaatan pada selain Allah adalah Syirik, dan perbuatan tersebut dikatagorikan murtad. Ini tidak berarti bahwa ketaatan seseorang pada suami atau orang tua merupakan syirik, karena Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk memenuhi hak-hak mereka.ketaatan pada Kuffar, fasiqin dan munafik adalah terlarang.

Orang-orang yang secara rutin berbicara tentang memenuhi perjanjian seseorang, apakah mereka tidak berfikir tentang memenuhi perjanjian yang mereka buat dengan Allah Swt. , menolak semua Tuhan-tuhan palsu dan hanya menaatiNya?

  • Tidak diperbolehkan untuk melawan hukum mereka karena hal itu akan memberi Islam sebuah nama buruk

Kita tidak memutuskan apa yang dilarang dan apa yang dibolehkan dalam Syari’ah dengan apa yang memberi Islam sebuah nama buruk dan tidak. Allah Swt. telah menginformasikan kepada kita bahwa Kuffar sepenuhnya meremehkan Islam. Ini karena Syari’ah Islam berlawanan dengan rasio mereka dan kepentingan pribadi, sebagaimana meminum khamr, pergaulan bebas, zina, kebebasan, menyembah Tuhan-tuhan palsu dan sebagainya. Allah Swt. berfirman:

“…Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya….”

(QS Asy Syuraa’, 42: 13)

Dengan alasan ini, Allah Swt. memerintahkan Nabi Saw. dan para Shahabatnya R.a. Untuk tidak kompromi mengajak orang-orang yang tidak beriman kepada jalan hidup dan ideologi Islam – tanpa memikirkan opini dan pandangan rendah mereka:

Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

(QS Al Hijr, 15: 94)

Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.”

(QS At Taubah, 9: 33)

Seseorang yang dengan kaku memegang prinsip-prinsip keimanannya dan menyeru orang-orang untuk menaati Tuhan yang Satu bukanlah memberikan Islam sebuah nama buruk. Seseorang yang mengkompromikan keimanannya hanya untuk menyenangkan musuh-musuh Allah adalah yang memudarkan Islam. Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk menolak hukum buatan manusia dan tidak menaati Kuffar. Jika ini memberikan Islam sebuah nama buruk, biarkanlah anjing terus menggonggong.

Ketika sebagian Shahabat hijrah ke Abyssinia mereka menolak untuk membungkuk pada raja, sungguh itu benar-benar ‘tidak hormat’ pada saat itu dan memberikan sebuah kesan ‘buruk’ kepada non-muslim. Ini karena mereka pergi untuk perlindungan bukan utuk menjadi warga negara yang taat di Abyssinia.

Betapa luar biasa orang-orang pada saat ini yang lebih memikirkan pelanggaran hukum buatan manusia daripada pelanggaran hukum buatan Allah Swt.! Pada saat mereka mendengar kata ‘ilegal’ mereka menjadi ketakutan dan khawatir, tetapi ketika mereka mendengar istilah ‘haraam’, ‘kufur’ atau ‘syirik’ itu sama sekali tidak berpengaruh bagi mereka.

  • Tidak dibolehkan untuk melanggar hukum karena itu akan mengakibatkan dipenjara

Walaupun dilarang untuk mematuhi semua hukum selain hukum buatan Allah, ini tidak berarti bahwa kita harus dengan bebas melanggar setiap hukum. Sebagian hukum dibolehkan untuk dijalankan, yang terpenting adalah niat seseorang untuk tidak menaati thaghut. Sebagai contoh, menggunakan sabuk pengaman dibolehkan dalam Islam. Namun, jika itu dilakukan karena hukum mengatakan harus melakukan demikian, ini merupakan syirik. Seseorang hanya menggunakannya untuk melindungi diri atau karena itu hal yang dibolehkan, bukan karena hukum telah mewajibkan kita untuk melakukan demikian. Seperti berhenti pada saat lampu merah dibolehkan dalam Islam – hal itu dilakukan untuk keselamatan seseorang atau dengan tujuan untuk tidak menyebabkan kerugian kepada orang lain.

Lebih lanjut, kita telah menerangkan bahwa dilarang untuk menaati Kuffar dan munafik. Seorang Muslim perlu memeluk erat prinsip-prinsip dien dan menyebarkan aturan syariat Islam (seperti membunuh orang-orang yang menghina Rasul) walaupun illegal untuk melakukannya. Jika seseorang dipenjara atas keimanannya itu, maka ia dianggap sebagai syahid untuk Allah semata – puncak tujuan bagi orang-orang yang beriman.

Para Shahabat dulu disiksa, dianiaya dan bahkan dibunuh karena melawan hukum dan kebiasaan kaum Quraisy. Sama dengan Nabi Yusuf A.s. yang dipenjara karena menolak menyeru untuk mendurhakai Allah. Dalam sebuah pernyataannya yang terkenal, Yusuf A.s. berkata:

Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku….”

(QS Yusuf, 12: 33)

Dengan demikian, sangat tidak masuk akal bagaimana orang-orang menjadi lebih takut dimasukkan ke penjara daripada di lempar ke neraka!


Kalimat Yang (Tetap) Hidup

(Disadur dari almuhajirun.net)

Asy Syahid (Insya Allah) Sayyid Quthb, rh pernah berkata :

“Sesungguhnya generasi pertama, mereka itu pergi sebagai api penyala buat tabligh dan sebagai bekal untuk menyampaikan kalimat yang tidak akan hidup kecuali dengan qalbu dan cucuran darah. Sesungguhnya kalimat kita akan tetap mati seperti boneka yang tak bergerak, sampai kita mati karenanya.

Maka dia/kalimat itu akan bergoncang bangkit dan hidup di antara mereka yang hidup. Setiap kalimat yang hidup, maka ia akan bersemayam di hati manusia yang hidup, sehingga hiduplah ia bersama-sama mereka yang hidup.

Orang-orang yang hidup tidak akan ingin berdampingan dengan orang-orang yang mati, mereka hanya mau berdampingan dengan orang-orang yang hidup. Adapun mayat itu akan tetap di kubur di bawah tanah, walaupun ia adalah mayat orang terhormat.”

Syekhul Mujahid, Abdullah Azzam, rh. Mengatakan :

“Harga dakwah itu amat mahal menurut firman Allah Yang Maha Benar dan Maha Agung serta menurut lisannya Rasulullaah SAW. Harga mengemban prinsip dan memindahkannya dari alam pikiran atau alam teori ke alam tatbiq (praktek) dan alam kenyataan, memerlukan banyak pengorbanan sehingga menjadi benar-benar nyata dan hidup di alam dunia.”

Beliau melanjutkan :

“Dakwah tidak akan mencapai kemenangan dan keberhasilan jika dakwah tersebut tidak diiringi pengorbanan. Baik itu dakwah fardliyah (dari manusia) atau dakwah samawiyah (dari Allah). Darah, tubuh, tulang belulang, nyawa, syuhada`, itu semua adalah api yang menyalakan pertempuran, api yang menyalakan peperangan ideologi, api yang menyalakan perang pemikiran.

Wahai saudara-saudaraku, jalan dakwah itu dikelilingi oleh "makaruh" (hal-hal yang tidak disukai), penuh dengan bahaya, dipenjara, dibunuh, diusir dan dibuang. Barangsiapa ingin memegang suatu prinsip atau menyampaikan dakwah, maka hendaklah itu semua sudah ada dalam perhitungannya.

Barangsiapa menginginkan dakwah tersebut hanyalah merupakan tamasya yang menyenangkan, kata-kata yang baik, pesta yang besar dan khutbah yagn terang dalam kalimat-kalimatnya, maka hendaklah dia menelaah kembali dokumen kehidupan para rasul dan para da`i yang menjadi pengikut mereka, sejak dien ini datang pertama kalinya sampai sekarang ini.

Asy Syahid (Insya Allah) Sayyid Quthb

Syekh Abdullah Azzam menceritakan dalam bukunya Tarbiyah Jihadiyah 1 tentang Kalimat yang (tetap) Hidup dari Sayyid Qutthb. Berikut ceritanya :

Hamidah Quthub pernah bercerita kepadaku. Katanya: "Pada tanggal 28 Agustus 1966, Hamzah Basiyuni, Direktur penjara memanggilku. Lalu dia memperlihatkan keputusan hukuman mati bagi Sayyid Quthub, Hawwasy dan Abdul Fattah Isma`il, kepadaku. Lantas dia mengatakan: "Kita masih punya kesempatan terakhir untuk menyelamatkan Ustadz (Sayyid Quthub), yakni dia harus minta maaf. Dia akan diringankan dari hukuman mati, dan sesudah enam bulan dia akan keluar dari penjara dalam keadaan sehat wal afiat. Kalau dia jadi dibunuh, maka demikian itu akan berarti suatu kerugian bagi seluruh dunia. Pergi dan bujuklah dia supaya mau minta maaf.""

Hamidah menyambung : "Lalu aku pergi menemuinya di penjara. Sampai disana kukatakan kepadanya. Sesungguhnya mereka mengatakan jika engkau minta maaf maka mereka akan meringankan hukuman mati mu." Maka dia menjawab: "Atas kesalahan apa aku harus minta maaf wahai Hamidah, apakah karena aku beramal di pihak RAbbul `Izzati? Demi Allah, sekiranya aku bekerja untuk pihak lain selain Allah tentu aku akan minta maaf. Akan tetapi sekali-kali aku tidak akan minta maaf karena beramal di pihak Allah. Tenanglah wahai Hamidah, sekiranya umur belum waktunya habis maka hukum mati itu tidak akan jadi dilaksanakan. Tidak berguna sama sekali maaf itu untuk mempercepat ajal atau mengakhirinya."

Subhanallah…Allahu Akbar!

Itulah Kalimat yang (Tetap) Hidup, dan akan dikenang terus oleh para pengemban dakwah! Itulah kalimat yang muncul dari jiwa yang penuh imah. Itulah jiwa yang dipoleh iman !! Kekuatan macam apa ini !! Keteguhan hati macam apa ini !! Tali gantungan nampak di depan matanya, namun dia masih sempat menenangkan hati yang hidup atas Qudratullah dan qadarNya. Demikianlah seharusnya dakwah dijalankan!

Yang Utama dalam Hidup Ini

(DISADUR DARI ALMUHAJIRIN.NET )
Ada perbedaan antara ketaatan orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. yang terealisasi dimana seseorang beribadah dalam kendali Sang pencipta alam semesta dan seseorang yang mengabdi kepada keiinginannya, menjadi hina karena mereka menghinakan diri mereka dengan menyembah hawa nafsunya.

Allah SWT. mengatributkan kata hamba kepada namanya sendiri dan atribut ini memuliakan dan meninggikan status kita yaitu hamba Yang Maha Pengasih (Abdurrahman); mereka yang sederhana dan yang mengikuti petunjuk di dunia. Nama mereka sendiri telah ditambahkan - hamba atau abdi ‘Allah’ (Abdullah, ‘Ibadullah). Seperti ketika seseorang mengatakan ‘ini kepunyaanku’–dan kita mengetahui dari wahyu bahwa Allah hanya mengatakan hal tersebut pada saat Dia ridho kepada mereka.

Allah SWT berfirman:

“(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (QS Al Insan, 76: 6)


“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.” (QS Al Kahfi, 18: 1)

Orang-orang ini telah sampai pada derajat yang paling tinggi, yakni menjadi hamba Allah, ini adalah posisi tertinggi dalam kehidupan bagi ummat manusia. Hal ini tidak menuntut kita untuk belajar di universitas atau taat pada hukum sebuah negeri, mereka yang mengklaim menjadi legislatif dan ‘penyihir’ pada saat ini yaitu media (tv dan radio) dibuat oleh orang-orang yang menjadi budak manusia lainnya.

Jika kita berhasill meraih posisi ini (menjadi hamba Allah) kita tidak membutuhkan posisi yang lainnya. Orang-orang mengatakan begini dan begitu mempunyai posisi tertinggi di dunia ini sebut saja mereka doktor, Maulana, professor, syekh atau lainnya tetapi bagi seorang Muslim kita mengatakan ‘dia adalah Abdullah’.

Lebih lanjut kita diwajibkan untuk mencintai ‘Abdullah’, Muslim, dan orang ini adalah orang yang sangat sederhana dalam segala sesuatu, tidak pernah melanggar apa yang Allah perintahkan kepada dirinya, menyampaikan kebenaran dan mengimplementasikan Islam secara menyeluruh dalam kehidupannya.

Allah SWT. mempunyai nama yang sempurna dan sangat bagus maka kita seharusnya selalu berdo’a kepadaNya dengan itu sebab Allah SWT berfirman dalam surah Al ‘Araf. Tetapi kita tidak akan pernah bisa berkomunikasi denganNya atau mempunyai kemampuan atau mampu untuk merujuk kepadaNya apakah kita melakukan dalam semua cara yang di senangi olehNya, atau mendapatkan kemurahanNya kecuali jika kita menjadi hamba Allah, maka kita akan bisa melakukan semua hal ini.

Kemudian jika kita ingin pergi kepada seseorang yang jujur dan diterima olehnya, oleh Allah yang Ar Rahman, kita harus mempunyai kejujuran dan rahmah atas diri kita, jika kita ingin diterima oleh orang yang adil maka seharusnya kita menjadi adil. Cobalah untuk mengikuti sifatNya maka kita akan menemukan diri kita diterima olehNya. Karena kebenaran tidak bisa menerima kebalikannya dan pendusta.

Allah SWT telah menggambarkan Rasul Muhammad SAW :

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam...”

(QS Al Israa, 17: 1)

Allah disini menjelaskan hubunganNya dengan Nabi, Allah SWT. menjadikannya begitu dekat dengan memanggilnya (Muhammad) hambaNya, yang akan membuat semua orang mempunyai izzah dan kemuliaan ini. Sungguh Allah SWT. telah berkata kepada kita bahwa mereka yang patuh akan selalu dekat denganNya dan akan dicintai oleh Allah sebagaimana Dia mengatakan kepada Nabi Muhammad SAW. dan semua Nabi. Bahwa ‘kamu berada dalam pengawasan Kami’ – Kami melihatmu dan Kami melindungimu. Jika pengawasan Allah melindungi kita, bisa menjangkau kita, jika Allah memuliakan kita dengan kita berdo’a kepadaNya dan menolong DienNya,adakah yang (dapat) merugikan kita? Tidak ada seorangpun yang bisa merugikan kita.

Seseorang mungkin berfikir bahwa dia bisa mendapatkan kehormatan dari orang-orang tanpa beribadah kepada Allah, tetapi ini semua akan lenyap. Seperti seseorang yang menikahi dua istri dan menzalimi mereka kemudian dia menikah untuk yang ketiga kalinya dan sang istri memberikannya kesulitan. Allah berfirman bahwa siapa saja yang direndahkan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang akan menghormatinya. Berhati-hatilah kita terhadap hal tersebut.

Ibnu Abbas Ra berkata, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Ahmad, bahwa Nabi Muhammad SAW berkata :

“Jangan meninggikanku sebagaimana Nasrani meninggikan Isa Ibnu Maryam, aku adalah hamba dan Rasul Allah.”

Dalam perkataan yang lain Nabi berkata bahwa setinggi-tinggi posisi adalah menjadi Abdullah, dan siapa saja yang bersandar pada Allah akan menemukan musuhnya menjadi pelayannya – tidak lain menjadi tahanan atau pengikut kita.

Dengan kata lain jika kita tidak taat kepada Allah SWT., orang yang paling dekat dengan kita akan menjadi musuh kita. Orang-orang yang benar-benar beriman tidak bisa menjadi taat kepada orang lainnya atau membuat orang lain taat kepadanya tetapi mereka seharusnya semua menjadi taat kepada Allah – inilah yang harus membuatnya bangga, lebih lanjut dia tidak akan pernah menjadi legislatif, anggota parlemen atau hakim pada semua hukum buatan manusia – ini adalah bentuk meninggikan dirinya di atas orang lain.

Abu Bakar As Siddiq R.a. memberikan semua yang dia punya hanya untuk Allah SWT. dan Nabi menggambarkannya dengan banyak hal, pernah beliau berkata ‘tidak ada seorangpun di atas orang yang di atas matahari diantara manusia setelah Nabi-nabi daripada Abu Bakar As Siddiq’ namun juga dengan segala puji dari Nabi untukNya, ketika beliau menjelang wafat dia berkata ‘Siapa saja yang menyembah Muhammad, Muhammad akan wafat’ – lebih lanjut dia tidak pernah disembah oleh Shahabat.

Sama halnya ketika Khalid Bin Walid diganti dari posisi Amirul Jihad oleh Umar Bin Khattab, dia berkata ‘demi Allah aku sangat mencintaimu, mengapa kamu menggantikanku dari posisiku? (mengulang ini tiga kali untuk mengetahui jika dia melakukan kesalahan agar dapat dikoreksi). Umar R.A. berkata kepadanya ‘Wallahi (demi Allah) aku juga mencintai kamu – aku tidak mengganti posisimu kecuali bahwa aku orang yang terkena fitnah atasmu’ yaitu jika mereka mulai mengatakan bahwa ‘karena kamu kita mendapatkan kemenangan’, dimana orang-orang mulai untuk beralih ibadah kepada yang lain. Itulah kehidupan Shahabat dahulu berada di posisi paling tinggi karena totalitas ketaatan kepada Allah SWT.

Pernah seorang tamu Umar R.A. dan dia mencoba untuk mengambil minyak dari Umar dan membuat penerangan untuknya. Sang tamu berkata ‘Aku ingin aku bisa melakukan demikian untukmu’ yaitu menjadi orang yang sederhana dan membantu Amirul Mu’minin, Umar RA. Namun Umar R.A. berkata aku adalah seseorang yang akan melakukan ini dan dengan demikian kamu tidak usah melakukannya untuk aku, tetapi aku bisa melayani diriku karena aku ingin balasan dari seseorang yang aku taati.’ Bahkan Umar Bin Abdul Aziz mempunyai kisah dimana pembantunya berkata ‘biarkan aku melakukan sesuatu untukmu’ dan dia menolaknya.

Ringkasnya melaksanakan Dien, patuh kepada Allah SWT. dan memenuhi syarat agar bisa disebut ‘Abdullah’ oleh Allah, semua orang yang benar-benar beriman pasti ingin mencapai posisi ini dalam hidupnya sebagai lawan dari semua posisi dimana manusia ingin diberikan dalam hidup ini. Itulah hal yang utama dalam hidup ini.

Senin, 29 Juni 2009

Simpan Gambar Pada MYSQL

Script untuk menyimpan gambar:

  1. // DATABASE
  2. $db_host = "localhost";
  3. $db_user = "root";
  4. $db_pass = "p455w0rdku";
  5. $db_name = "simpol";

  6. // BAGIAN INI KE BAWAH JANGAN DIUBAH
  7. $link = mysql_pconnect ($db_host, $db_user, $db_pass) or die ("Ga bisa connect");
  8. mysql_select_db ($db_name) or die ("Ga bisa select database");

  9. if (isset($act) && $act == "up_foto") {
  10. $id = trim($nip);
  11. $editFormAction = $_SERVER['PHP_SELF'];
  12. $img_thumb_width = 120;
  13. $path_thumbs = "items/icons";

  14. $file_type = $_FILES['imgfile']['type'];
  15. $file_name = $_FILES['imgfile']['name'];
  16. $file_size = $_FILES['imgfile']['size'];
  17. $file_tmp = $_FILES['imgfile']['tmp_name'];

  18. //check if you have selected a file.
  19. if(!is_uploaded_file($file_tmp)){
  20. echo "

    Anda belum memilih file gambar....."
    ;
  21. print "refresh" content="0; URL=?mod=up_foto&nip=$nip">";
  22. exit(); //exit the script and don't do anything else.
  23. }
  24. //check file extension jika salah or bukan gambar langsung keluar
  25. $size =GetImageSize("$file_tmp");
  26. if (($size[2] <>$size[2] > 4)) {
  27. echo '

    Maaf yang Anda pilih bukan gambar'
    ;
  28. print "refresh" content="0; URL=?mod=up_foto&nip=$nip">";
  29. exit();
  30. }


  31. //get the file extension.
  32. $getExt = explode ('.', $file_name);
  33. $file_ext = $getExt[count($getExt)-1];

  34. //create a random file name

  35. $rand_name= "tmp";
  36. //get the new width variable.
  37. $ThumbWidth = $img_thumb_width;

  38. //keep image type
  39. if($file_size){
  40. if($file_type == "image/pjpeg" || $file_type == "image/jpeg"){
  41. $new_img = imagecreatefromjpeg($file_tmp);
  42. }elseif($file_type == "image/x-png" || $file_type == "image/png"){
  43. $new_img = imagecreatefrompng($file_tmp);
  44. }elseif($file_type == "image/gif"){
  45. $new_img = imagecreatefromgif($file_tmp);
  46. }
  47. //list width and height and keep height ratio.
  48. list($width, $height) = getimagesize($file_tmp);
  49. $imgratio=$width/$height;
  50. if ($imgratio>1){
  51. $newwidth = $ThumbWidth;
  52. $newheight = $ThumbWidth/$imgratio;
  53. }else{
  54. $newheight = $ThumbWidth;
  55. $newwidth = $ThumbWidth*$imgratio;
  56. }

  57. //function for resize image.
  58. if (function_exists(imagecreatetruecolor)){
  59. $resized_img = imagecreatetruecolor($newwidth,$newheight);
  60. }else{
  61. die("Error: Please make sure you have GD library ver 2+");
  62. }
  63. imagecopyresized($resized_img, $new_img, 0, 0, 0, 0, $newwidth, $newheight, $width, $height);
  64. //save image
  65. ImageJpeg ($resized_img,"$path_thumbs/$rand_name.$file_ext");
  66. ImageDestroy ($resized_img);
  67. ImageDestroy ($new_img);

  68. $gb_baru = "$path_thumbs/$rand_name.$file_ext";

  69. ///ini ke bawah buat nyimpen gambar ke database

  70. $fp = fopen($gb_baru, 'r') or die('ga bisa buka gambar');

  71. $data=fread($fp,filesize("$gb_baru"));
  72. $data = mysql_escape_string($data);

  73. $updatesql=mysql_query("UPDATE foto SET FOTO='$data' where NIP='$id'") or die(mysql_error());
  74. }
  75. }
  76. ?>


  77. "100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" background="items/bg_gradasi.jpg">

  78. "73%">"items/icons/duk.gif" hspace="5" align="absmiddle" /> EDIT FOTO
  79. "27%" align="center">


  80. "POST"
    enctype="multipart/form-data" action="?mod=up_foto&nip=&act=up_foto">
  81. "58%" border="0" align="center">

  82. "176" rowspan="3" align="center" valign="middle">"3" border="0">


  83. "100%" bgcolor="#999999">"0" cellpadding="3" width="100%" border="0">


  84. "#ededed">"?mod=up_foto&nip=">"modul/foto.php?nip=" alt="Foto" name="foto" border="3" id="foto" />

  85. "23" colspan="2" valign="bottom">Silahkan klik "Browse" dan pilih foto yang baru, kemudian klik "Submit".


  86. "23" colspan="2" valign="bottom">"imgfile" type="file" id="imgfile" size="35" />


  87. "310" valign="middle">

  88. "66" align="center" valign="middle">"submit" name="Submit" value="Submit" />



Tampil Gambar

DATABASE
  1. $db_host = "localhost";
  2. $db_user = "root";
  3. $db_pass = "p455w0rdku";
  4. $db_name = "simpol";

  5. // BAGIAN INI KE BAWAH JANGAN DIUBAH
  6. $link = mysql_pconnect ($db_host, $db_user, $db_pass) or die ("Ga bisa connect");
  7. mysql_select_db ($db_name) or die ("Ga bisa select database");


  8. require_once ('../inc/db.php');
  9. $sql = mysql_query("SELECT NIP,FOTO FROM foto where foto.NIP = "$nip" ") or die(mysql_error());

  10. while ($res=mysql_fetch_array($sql)) {
  11. echo $res['FOTO'];
  12. }
  13. mysql_free_result($sql);

  14. ?>

Kemudian struktur databasenya sebagai berikut:

  1. CREATE TABLE `foto` (
  2. `NIP` varchar(27) NOT NULL default '',
  3. `FOTO` longblob,
  4. PRIMARY KEY (`NIP`)
  5. ) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1;